PBZ (Paclobutrazol) itu adalah zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetis yang sering dipakai untuk:
- Menghambat pertumbuhan vegetatif (supaya tanaman tidak terus tumbuh tinggi/daun saja).
- Merangsang pembungaan pada tanaman tahunan seperti mangga, rambutan, durian, dll.
Paclobutrazol (PBZ) = alat induksi generatif → dipakai kalau pohon sulit berbunga, vigor terlalu “liar” (daun rimbun, batang cepat panjang), atau mau sinkronisasi bunga. PBZ bekerja dengan menghambat produksi hormon GA alami artinya vegetatif ditekan, tanaman dialihkan ke fase reproduktif. Karena sifatnya sintetis dan residunya bisa bertahan lama di tanah, banyak yang mencari alternatif alami/organik.
Risiko penggunaan PBZ:
- PBZ punya efek samping berat → tanaman bisa kerdil lama, residu di tanah >1 tahun, akar bisa terganggu, buah jadi kecil kalau overdosis.
- Banyak petani durian Blackthorn skala kecil–menengah belum terbiasa monitoring dosis akurat & recovery pasca-PBZ.
- PBZ juga tidak organik → jadi kalau target jangka panjang masuk pasar premium (organik/ekspor), sebaiknya hati-hati.
Kapan Sebaiknya PBZ Digunakan?
PBZ sangat punya tempat pada budidaya durian, tapi hanya untuk kondisi tertentu:
- Pohon durian vigor terlalu liar (daun sangat rimbun, cabang panjang, sulit berbunga bertahun-tahun).
- Petani sudah paham manajemen dosis & waktu aplikasi, dan siap dengan konsekuensi residu.
- Tujuan kebun: sinkronisasi bunga (misalnya untuk pasokan besar serentak).
- Sistem kebun konvensional, bukan organik premium.
Kalau kondisi ini terpenuhi, PBZ bisa jadi senjata ampuh untuk memaksa pohon “pindah jalur” ke fase generatif.
Pra-syarat Aplikasi/Penggunaan Paclobutrazol (PBZ): Kanopi sehat, daun hijau normal, tidak sedang terserang penyakit/defisiensi berat; selesai panen & selesai satu siklus flushing.
Cara & dosis konservatif (mulai rendah dulu):
- Drench tanah melingkar pada drip line (hindari kontak batang langsung).
- Mulai uji pada 5–10% pohon:
- Acuan awal: 0,25–0,5 g bahan aktif PBZ per meter diameter tajuk.
(Contoh: tajuk 6 m → 1,5–3 g a.i.; konversi ke formulasi produk sesuai label).
- Acuan awal: 0,25–0,5 g bahan aktif PBZ per meter diameter tajuk.
- Satu kali musim saja. Jangan ulang sebelum minimal 6–9 bulan evaluasi.
- 2–3 minggu pasca-PBZ → lakukan stres air ringan, lalu masuk P–K tinggi (seperti jalur tanpa PBZ).
- Jangan aplikasikan GA₃ selama masa kerja PBZ (bisa saling meniadakan).
Risiko & mitigasi:
- Kerdil berkepanjangan → pastikan dosis rendah & hanya pada pohon super vigor.
- Residu tanah lama → rotasi area aplikasi, jangan tiap tahun penuh; tingkatkan bahan organik & biostimulan (Trichoderma/mikoriza) untuk memulihkan ekosistem tanah.
- Buah kecil/daun mengecil (over-retard) → hentikan PBZ musim berikutnya, naikkan N sedikit setelah panen untuk pemulihan vegetatif.
Jika Anda tidak siap dengan semua resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan PBZ (Paclobutrazol), maka lanjutkan membaca kelanjutan artikel ini sampai selesai
Pengganti PBZ (Paclobutrazol) Sintetis
Pengganti alami PBZ bisa menggunakan bahan-bahan yang memiliki efek serupa, yaitu menghambat pertumbuhan vegetatif dan merangsang generatif (bunga/buah).
Beberapa opsi:
- Ekstrak tanaman penghambat gibberellin (anti-giberelin alami)
- Biji pepaya → mengandung senyawa yang bisa menekan pertumbuhan berlebih.
- Daun bambu → punya senyawa fenolik yang bisa menekan dominasi vegetatif.
- Pupuk organik cair (POC) dengan hormon tertentu
- POC berbahan rebusan/fermentasi bonggol pisang → kaya sitokinin, membantu pembungaan.
- Air kelapa tua → sumber sitokinin alami, mempercepat transisi vegetatif → generatif.
- Mikroba tertentu
- Trichoderma sp. & Pseudomonas fluorescens → selain sebagai biofungisida, juga dapat menginduksi stres ringan sehingga merangsang pembungaan.
- MOL (Mikroorganisme Lokal) dari buah busuk atau rebung bambu → memicu keseimbangan hormon tanaman.
- Teknik kultur organik + perlakuan stres ringan
- Pengaturan air (cekaman kekeringan ringan) → secara alami menurunkan hormon giberelin, mirip efek PBZ.
- Pemangkasan akar/pangkas ranting selektif → menurunkan dominasi vegetatif dan mendorong bunga.
- Campuran alami kaya senyawa fenolik & flavonoid
- Rebusan daun gamal (Gliricidia), daun mindi, atau daun lamtoro → mengandung senyawa alelopati yang bisa menekan pertumbuhan vegetatif.
Jadi, kalau mau pengganti PBZ sintetis dengan PBZ organik, biasanya pakai kombinasi:
- POC fermentasi (bonggol pisang, air kelapa, rebung bambu)
- MOL + perlakuan stres air/pangkas
Efeknya memang lebih lambat daripada PBZ sintetis, tapi lebih ramah tanah dan tidak merusak ekosistem.
Resep MOL/POC Alami & Organik Pengganti PBZ
Bagian ini hanya dapat dibaca oleh anggota komunitas yang telah login ke website ini, jika Anda belum terdaftar sebagai anggota komunitas, silakan daftar (gratis tanpa ada biaya apapun) melalui tautan pendaftaran berikut: daftar, jika sudah terdaftar sebagai anggota, maka silakan login terlebih dahulu agar informasi yang ada pada bagian ini dapat Anda baca secara lengkap
Efeknya: menekan kelebihan vegetatif (daun-cabang baru), mengalihkan energi tanaman ke fase generatif (bunga & bakal buah).
Kenapa Daun Gamal/Mindi/Lamtoro bisa “dua wajah”?

Daun gamal, mindi, lamtoro kaya nitrogen, sehingga biasanya bagus untuk vegetatif kalau difermentasi sebagai pupuk organik cair biasa (POC pupuk daun).
Namun, di sisi lain, mereka mengandung senyawa alelopati (misalnya fenol, flavonoid, mimosin pada lamtoro, dll).
Bedanya ada pada cara ekstraksi & dosis:
- Sebagai pupuk vegetatif → daun difermentasi sampai larut jadi POC kaya N (hasil dominan unsur hara). Ini kalau dosis normal → tanaman tambah hijau & subur.
- Sebagai penghambat vegetatif → daun difermentasi sebagian (tidak sepenuhnya larut), sehingga senyawa fenolik & mimosin masih aktif. Pada dosis agak pekat → senyawa ini bekerja menekan giberelin, mirip efek PBZ, sehingga pertumbuhan daun-cabang ditekan dan energi dialihkan ke bunga.
Jadi faktor kunci ada di:
- Tingkat fermentasi (penuh → pupuk, setengah → regulator pertumbuhan).
- Dosis aplikasi (encer → pupuk, pekat → penghambat vegetatif).
Analogi sederhana:
- Kopi = kalau sedikit → bikin segar (stimulasi).
- Kalau berlebihan → bikin jantung berdebar/kelelahan (inhibisi).
Daun gamal/mindi/lamtoro juga begitu:
- Dosis kecil → pupuk vegetatif (N tinggi).
- Dosis agak besar/ekstrak pekat → zat penghambat vegetatif (mirip PBZ alami).
Jadi resep MOL/POC di atas menggabungkan sitokinin alami (pisang, air kelapa) + penghambat gibberelin alami (rebung bambu, daun gamal/mindi/lamtoro), sehingga hasilnya menyeimbangkan pertumbuhan dan memicu generatif.
PBZ Sintetis vs MOL/POC Gamal Sebagai PBZ Alami
Aspek | PBZ Sintetis (Paclobutrazol) | MOL/POC Gamal sebagai PBZ Alami |
Komposisi | Senyawa kimia triazol sintetis | Fermentasi daun gamal/lamtoro/mindi (senyawa fenolik, mimosin) + bahan organik |
Cara kerja | Menghambat biosintesis giberelin → pertumbuhan vegetatif ditekan, energi dialihkan ke bunga | Senyawa fenolik & mimosin menekan dominasi vegetatif secara alami + kombinasi sitokinin alami mendorong bunga |
Waktu muncul efek | Relatif cepat, 2–4 minggu setelah aplikasi | Lebih lambat, 3–6 minggu tergantung kondisi tanaman & lingkungan |
Daya tahan efek | Lama, bisa 6–12 bulan di tanah (residu kuat) | Singkat, 1–3 bulan (harus diulang berkala, tidak meninggalkan residu) |
Kelebihan | Efektif, konsisten, dosis terukur, hasil cepat | Ramah lingkungan, tidak merusak tanah, bisa dibuat sendiri, biaya murah, aman untuk jangka panjang |
Kekurangan | Residu di tanah lama hilang, bisa mengganggu akar, tidak ramah lingkungan, butuh izin penggunaan | Efek tidak sekuat PBZ sintetis, perlu kombinasi (cekaman air, pemangkasan akar), butuh uji coba lapangan untuk dosis pas |
Kesimpulan:
Kalau orientasi jangka panjang & tanah tetap sehat → MOL/POC gamal/lamtoro adalah pilihan bagus, walau butuh strategi pendukung (cekaman air, pemangkasan, kombinasi sitokinin).
Kalau butuh hasil instan & seragam → PBZ sintetis masih lebih “paten”.

Skema Praktis Induksi Bunga Organik (Durian/Mangga/Rambutan)
Bagian ini hanya dapat dibaca oleh anggota komunitas yang telah login ke website ini, jika Anda belum terdaftar sebagai anggota komunitas, silakan daftar (gratis tanpa ada biaya apapun) melalui tautan pendaftaran berikut: daftar, jika sudah terdaftar sebagai anggota, maka silakan login terlebih dahulu agar informasi yang ada pada bagian ini dapat Anda baca secara lengkap
Alur Skematis
- Pohon siap dibuahkan
- Pra-induksi → kurangi air (cekaman ringan).
- Inhibisi vegetatif → MOL gamal (2x siram).
- Stimulasi generatif → POC sitokinin (pisang/air kelapa) (2x siram/semprot).
- Pemulihan air → kembalikan penyiraman.
- Perkuat generatif → pupuk organik P & K.
Bedanya dengan PBZ sintetis:
- PBZ → hanya sekali aplikasi & efek panjang (6–12 bulan).
- Organik → perlu tahapan (cekaman, MOL gamal, sitokinin, pemulihan air), tapi aman & bisa diulang setiap musim tanpa merusak tanah.
Jadwal Induksi Bunga Organik (8 Minggu)

Bagian ini hanya dapat dibaca oleh anggota komunitas yang telah login ke website ini, jika Anda belum terdaftar sebagai anggota komunitas, silakan daftar (gratis tanpa ada biaya apapun) melalui tautan pendaftaran berikut: daftar, jika sudah terdaftar sebagai anggota, maka silakan login terlebih dahulu agar informasi yang ada pada bagian ini dapat Anda baca secara lengkap
Catatan Teknis
- Cekaman air → jangan sampai pohon kering total, cukup kurangi kelembaban tanah ±2 minggu.
- MOL Gamal → fermentasi jangan terlalu lama (10–14 hari), supaya senyawa alelopati (mimosin, fenolik) masih aktif.
- Rebung bambu → bisa dibuat MOL tersendiri (rebung + molase + air kelapa, fermentasi 7–10 hari). Kaya silika, fenolik, & hormon alami → bantu transisi ke bunga.
- Sitokinin alami (pisang & kelapa) → berperan sebagai “trigger bunga” setelah vegetatif ditekan MOL gamal.
- Nutrisi P & K organik → sangat penting di fase pembentukan bunga (minggu 7–8).
Ringkasannya:
- Minggu 1–3 = tekan vegetatif (air + MOL gamal).
- Minggu 4–5 = stimulasi generatif (pisang + air kelapa + rebung bambu).
- Minggu 6 = pulihkan air (supaya bunga tumbuh).
- Minggu 7–8 = dukung generatif (P & K + rebung bambu).